Bab 1 Pendahuluan
- Latar belakang
Perkembangan zaman yang semakin pesat yang mengakibatkan kemajuan teknologi dan cara pikir manusia untuk mencari cara dan metode yang dapat menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang muncul di dalam kehidupannya. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi ini berpengaruh dalam semua bentuk sendi kehidupan manusia mulai dari hal-hal yang mempengaruhi kehidupan individu sampai masalah yang mempengaruhi derajat hidup masyarakat atau orang banyak. Begitu juga dalam kehidupan organisasi perusahaan kemajuan zaman telah mengakibatkan para manajer untuk terus berinovasi untuk mencapai tujuan organisasi dan memaksimalkan kemampuan sumber daya organisasi agar dapat mencapai tujuan tersebut.
Untuk mengetahui apakah organisasi telah mencapai kinerja yang maksimum dalam hal pencapaian tujuan tentunya dibutuhkan suatu alat atau metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja organisasi. Salah alat yang dapat digunakan manajemen untuk mengukur kinerja organisasi adalah dengan menggunakan BSC ( Balance Score Card ) yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton. BSC merupakan salah satu alat atau metode yang tidak hanya dapat mengukur kinerja organisasi atau perusahaan tapi juga dapat digunakan oleh manajemen sebagai metode penyusunan strategi agar dapat mencapai tujuan perusahaan.
Berdasarkan alasan tersebut, makalah ini dibuat dengan alasan agar dapat memberikan penjelasan yang lebih mendalam terhadap masalah BSC.
- Tujuan Penulisan
Adapun penulisan makalah ini adalah :
- Memberikan penjelasan dan gambaran singkat mengenai BSC dalam penggunaan di dalam organisasi perusahaan
- Mengetahui konsep dan sifat BSC juga hubungannya dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan
- Mengetahui alur dari BSC khususnya pada generasi pertama
- Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari BSC
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian dari BSC
BSC (Balanced Score Card), seperti yang sudah dijelaskan secara singkat di atas mengenai BSC sebagai salah satu bentu atau alat yang digunakan untuk mengukur kinerja dan sebagai salah satu cara untuk menyusun strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Pengertian BSC secara lebih mendalam lebih dari sekedar alat pnyusun strategi dan pengukur kinerja. Beberapa pengertian BSC menurut para ahli antara lain adalah sebagai berikut :
- Mulyadi (Sarjono, 2007) mengatakan bahwa definisi Balanced Scorecard merupakan contemporary management tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam melipat gandakan kinerja keuangan.
- Kaplan dan Norton (Sarjono, 2007) mengatakan bahwa definisi Balanced Scorecard adalah suatu kerangka kerja baru untuk mengintergrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Balanced Scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang dihasilkan oleh para partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan motivasi tinggi. Sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek, yaitu melalui perspektif finansial, Balanced Scorecard dengan jelas mengungkapkan berbagai hal yang menjadi pendorong tercapainya kinerjanya dan kompetitif jangka panjang yang superior.
- Luis dan Biromo (Gultom, 2009) mengatakan bahwa definisi Balanced Scorecard adalah suatu alat manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin dalam hubungan sebab akibat.
2.2 Sejarah singkat mengenai BSC
Pada tahun 1996 Robert Naplan dan David Norton membuat sebuah metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja yang sesuai untuk perusahaan di era globalisasi, bernama Balanced Scorecard. Sistem ini pertama kali diuji coba oleh perusahaan Analog Devices pada tahun 1987. Latar belakang pembuatan metode ini adalah pendapat kedua orang ahli tersebut yang melihat bahwa penggunaan metode konvensional yang digunakan oleh organisasi perusahaan yang hanya mengukur tingkat kinerja perusahaan dari sisi financial (tingkat keuntungan) semata sebagai bentuk keberhasilan perusahaan. Penggunaan metode konvensional ini tentu saja tidak lagi efektif apabila diterapkan pada era globalisasi sekarang ini dimana factor financial tidak hanya sebagai penentu keberhasilan dari organisasi perusahaan.
Penggunaan BSC sendiri diharapkan dapat memperbaiki system konvensional dengan menggunakan fakta yang lebih bersifat kualitatif dan non-financial. Perbaikan penting lain dari BSC lainnya adalah bahwa dengan diterapkannya BSC adalahnya fokusnya pada pencapaian profitabilitas masa depan organisasi perusahaan.
Menurut Norton dan Kaplan BSC akan mempengaruhi struktur dan system manajemen yang ada pada saat ini melalui penetapan definisi-definisi pengukuran strategis dan integrasi strategi jangka panjang ke dalam penganggaran tahunan. Asumsi dasar dari penerapan BSC adalah bahwa semua organisasi adalah institusi pencipta kekayaan karena itu semua kegiatannya haruslah dapat menghasilkan tambahan kekayaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.3 Perkembangan BSC dan Perspektif BSC pada generasi Pertama
Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 BSC telah mengalami perkembangan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Perkembangan BSC sendiri sekarang telah mencapai beberapa generasi yaitu : generasi pertama yang memperkenalkan 4 perspektif, generasi kedua BSC dengan strategy maps dan linkage diagram dan yang terakhir generasi ketiga intangible asset readiness. Khusus pada makalah kali ini yang akan dibahas secara lebih mendalam adalah pada BSC dengan 4 perspektif.
Bagan alur BSC Empat perspektif
Pada BSC generasi ini memungkinkan terjadinya keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan dan antara outcomeyang diinginkan dan kinerja yang memicu outcome tersebut. Empat perspektif tersebut adalah sebagai berikut :
- Learning and Growth, mendorong identifikasi langkah-langkah yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan ""How can we continue to improve and create value?". Pada langkah ini sasaran strategic dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah human Capital. Sebagai contoh peningkatan kompetensi dan komitmen dari staff perusahaan.
- Business Processes, mempunyai focus dalam perspektif ini adalah proses internal dari manajemen perusahaan yang harus dilakukan. Proses internal yang harus dilakukan adalah proses yang berhubungan dengan penciptaan barang dan jasa sehingga dapat menarik dan mempertahankan pelanggan di pasar yang akhirnya dapat memuaskan ekspektasi pemegang saham. Perbedaan fundamental antara pendekatan tradisional dan Balanced scorecard sebagai berikut pendekatan tradisional bertujuan untuk memantau dan meningkatkan proses bisnis yang telah ada. Sementara pendekatan Balanced scorecard akan selalu mengindentifikasi keseluruhan proses yang BARU dimana perusahaan harus memenuhi tujuan keuangan dan pelanggannya. Sasaran strategic dari perspektif proses bisnis ini adalah organizational capital.
- Customer Satisfication, perusahaan mengidentifikasikan dan mendefinisikan pelanggan dan segmen pasarnya. Perspektif ini memiliki beberapa pengukuran utama dari outcome yang sukses dengan formulasi dan penerapan strategi yang baik. Sasaran strategic dari perspektif customer ini adalah Firm equity diantaranya adalah kualitas hubungan perusahaan dengan kustomernya.
- Financial Result, perspektif ini secara otomatis akan terwujud dari baik buruknya kinerja 3 perspektif dibawahnya. Pengukuran kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan, penerapannya, dan pelaksanaannya memberikan kontribusi pada peningkatan yang mendasar sasaran strategic. Sasaran strategic dari perspektif keuangan adalah shareholder value seperti meningkatnya ROI (Return on Investment).
Dari definisi tersebut pengertian sederhana dari balanced scorecard adalah kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan factor internal dan eksternal. Dari hasil studi dan riset yang dilakukan disimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja masa depan, diperlukan pengukuran yang komprehensif yang mencakup 4 perspektif yaitu: keuangan, customer, proses bisnis/intern, dan pembelajaran-pertumbuhan. Berdasarkan konsep balanced scorecard ini kinerja keuangan sebenarnya merupakan akibat atau hasil dari kinerja non keuangan (costumer, proses bisnis, dan pembelajaran). Pada awal perkembangan penerapan konsep balanced scorecard, perusahan-perusahaan yang ikut sebagai "kelinci percobaan" mengalami pelipatgandaan kinerja keuangan mereka.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sebelumnya pengukuran kinerja pada mulanya hanya mengukur dari sisi financial semata sehingga terjadi pengabaian kinerja lainnya di luar sisi financial seperti kepuasan pelanggan, kesejahteraan pekerja dan juga kefektifitas proses dalam menghasilkan produk barang dan jasa. Dengan BSC diharapkan terjadinya keseimbangan antara kesuksesan organisasi perusahaan jangka pendek dengan jangka panjang. Beberapa konsep yang penting BSC dalam manajemen strategis antara lain adalah :
- Menambahkan 3 sudut pandang baru ke dalam manajemen strategis yang sudah ada.
- Penggunaan indicator leading dan lagging, dimana indicator lagging menunjukan bagaiman perusahaan bertindak terhadap sesuatu kejadian yang telah terjadi sedangkan indicator leading menunjukan sebaliknya yaitu pada masa depan.
- Adanya hubungan sebab-akibat pada beberapa indicator kinerja yang terkait.
- Pembelajaran "double loop learing" dengan ini perusahaan yang mengembangkan BSC dapat menggunakanya untuk mengontrol kesuksesan strrategi awal sebagai dasar pertimbangan ketika strategi tersebut ditantang dengan informasi baru pada lingkungan bisnis baru.
- Pengukuran Finansial: pengukuran ini mendefinisikan kebutuhan dari stakeholders dan ekspetasi dari perusahaan. Dalam beberapa kalangan, BSC dianggap sebagai reaksi berfokus terhadap nilai pemegang saham. Itu adalah kesimpulan yang salah. Penulis hanya mendefinisikan kebutuhan manajemen untuk mengukur unsur-unsur lain dari strategi dan operasi jika hal itu dipandang akan memberikan hasil keuangan yang lebih baik.
- Pengukuran terhadap pelanggan: pengukuran ini lebih berfokus bagaimana perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dan mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Beberapa yang diukur adalah fleksibilitas, inovasi, tanggung jawab, dan lainnya yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan.
- Pengukuran terhadap pengembangan dan pembelajaran: pengukuran ini lebih berfokus pada bagaimana perusahaan menerapkan perubahan dalam organisasi dan mengembangkan sektor-sektor yang masih perlu peningkatan
Ada banyak cara yang dapat digunakan oleh perusahaan yang ingin melakukan penerapan BSc ke dalam unit usaha mereka. Berikut ini adalah salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk melakukan pengimplementasian BSC ke dalam perusahaan mereka yaitu :
- Memperjelas visi dan misi dari organisasi perusahaan yang ingin menerapkan BSC
- Mengembangkan sasaran strategis yaitu :
- Mengidentifikasi proses bisnis mana saja yang dapat menambah dan memperbaiki nilai kinerja
- Mendukung dan mencari cara agar program lingkungan dapat mendukung sasaran sustainabilitas
- Mencari agar sustainabilitas dapat menggantikan produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
- Mengatisipasi kebutuhan pelanggan di masa yang akan datang sebagai salah satu bentuk proses berkelanjutan
- Meluncurkan inisiatif strategis lintas bisnis
- Membimbing setiap unit usaha dalam mengembangkan strategi masing-masing agar sesuai dan konsisten dengan tujuan perusahaan.
2.7 kelemahan dan keunggulan dari BSC
Di dalamsistem manajemen strategik (Strategik management sistem) ada 2 tahapan penting yaitu tahapanperencanaan dan implementasi. Posisi balanced scorecard awalnya berada pada tahap implementasi saja yaitu sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif bagi para eksekutif dan memberikan feedback tentang kinerja manajemen. Dampak dari keberhasilan penerapan balancedscorecard memicu para eksekutif untuk menggunakan balanced scorecard pada tahapan yang lebih tinggi yaitu perencanaan strategik. Mulai saat itu, balanced scorecard tidak lagi digunakan sebagai alat pengukur kinerja namun berkembang menjadi strategik management sistem .
Cerita suksesnya penerapan konsep balanced scorecard pada berbagai perusahaan dilaporkan pada artikel Harvard Business Review ( 1996) yang berjudul "Using Balanced Scorecard as a strategik management sistem ".keunggulan balanced scorecard adalah sebagai berikut:
- Komprehensif, pengukuran dengan metode BSC ini jauh lebih komprehensif apabila dibandingkan dengan metode konvensional karena dengan metode BSC ini para eksekutif perusahaan menyadari bahwa bahwa perspektif keuangan sesungguhnya merupakan hasil dari 3 perspektif lainnya yaitu customer, proses bisnis, dan pembelajaran pertumbuhan bukan hanya perspektif keuangan.
- Koheren, koheren adalah adanya hubungan sebab akibat sehingga dalam BSC dapat disimpulkan semua sasaran strategik yang terjadi di perusahaan harus bisa dijelaskan.
- Seimbang, Keseimbangan dalam balanced scorecard juga tercermin dengan selarasnya scorecard personal staff dengan scorecard perusahaan sehingga setiap personal yang ada di dalam perusahaan bertanggungjawab untuk memajukan perusahaan.
- Terukur, Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya kenyakinan bahwa 'if we can measure it, we can manage it, if we can manage it, we can achieve it'. Sasaran strategik yang sulit diukur seperti pada perspektif customer, proses bisnis/ intern serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan menggunakan balanced scorecard dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan.
berkembang sesuai dengan kondisi bisnis sekarang ini. Seorang consultant bernama Arthur M Schneiderman sekaligus sebagai senior examiner di Malcom Baldrige National Quality Award, memaparkan faktor2 yang menyebabkan balanced scaorecard gagal. Faktor2 tersebut adalah sebagai berikut:
- Kurang didefinisikan dengan tepat factor independen pada BSC khususnya pada perspektif non keuangan Padahal faktor non financial ini sebagai indikator utama yang memberikan kepuasan bagi stakeholder di masa yang akan datang.
- Metric didefinisikan secara minim (poor). Umumnya metric financial lebih mudah didefinisikan karena berhubungan dengan angka secara kuantitatif, sedangkan untuk non financial tidak ada standar yang pasti. Pendefinisian metric dalam bentuk kongkretnya adalah penentuan ukuran dari masing2 objektif dalam setiap perspektif BSC.
- Terjadi "negosiasi" dalam penentuan improvement goal dan tidak berdasarkanstakeholder requirement, fundamental process limits dan improvement process capabilities. Istilah negosiasi ini dalam prakteknya diistilahkan dengan "penghijauan" skor, artinya supaya kelihatan performancenya bagus bisa jadi target yang diturunkan atau timeframenya disesuaikan.
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa BSC adalah satu metode yang bisa dibilang jauh lebih baik dari pada metode konvensional dikarenakan tidak hanya mengukur aspek financial semata tapi juga dapat mengetahui parameter lain yang dapat menghasilkan profitabilitas bagi organisasi di masa yang akan datang sehingga dapat menjaga sustainbilitas organisasi yang lebih terjamin.
Meskipun BSC mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan tersendiri tetap saja metode BSC tetap diakui merupakan sistem manajemen kinerja terbaik, yang membantu setiap bagian dalam organisasi untuk menerapkan strategi organisasi menjadi tindakan operasional dan hasil yang jelas. Metode BSC bukan sekedar sistem manajemen kinerja biasa, tetapi alat untuk mengimplementasikan strategi secara efektif. Masalah utama yang dihadapi organisasi bukanlah menyusun atau memformulasikan strategi, melainkan bagaimana mengimplementasikan strategi itu secara efektif. Betapapun indahnya strategi organisasi, tetapi kalau pelaksanaannya tidak baik, hasilnya akan tetap buruk. Sebaliknya, strategi organisasi yang sederhana namun diterapkan secara ekselen, maka hasilnya akan sangat luar biasa.
Kesimpulan akhirnya adalah BSC di satu sisi memecahkan berbagai hambatan organisasi, namun di sisi lain hanya menghasilkan kegagalan bilamana tidak dilaksanakan dengan menghilangkan hambatan-hambatan tesebut. Masih banyak catatan lain yang perlu jadi acuan di dalam mengimplementasikan sistem manajemen kinerja Balanced Scorecard.
3.2 Saran
Saran akhir yang dapat disampaikan adalah pengembangan BSC sendiri perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi organisasi perusahaan ini dilakukan agar penerapan BSC dapat berjalan dengan lancar agar dapat menghasilkan keuntungan perusahaan tidak hanya untuk jangka pendek tapi juga untuk jangka penjang.
Referensi dan Bahan Rujukan
- http://www.slideshare.net/ahmadbijan/balanced-score-card
- http://jsofian.wordpress.com/2007/04/07/mengapa-penerapan-balanced-scorecard-gagal/
- http://jsofian.wordpress.com/2006/07/21/perspektif-dalam-balanced-scorecard-generasi-pertama/
- http://elmudunya.wordpress.com/2009/12/16/sistem-manajemen-strategi-berbasis-balancescorecard/#more-241
- http://en.wikipedia.org/wiki/Balanced_scorecard
- http://layong.blog.binusian.org/2010/10/14/balanced-scorecard-pengertian-karakteristik/
- http://www.pt-mki.co.id/index.php/research/14-kenapa-sistem-kinerja-gagal-tulisan-1.html
- http://saung-elmu.blogspot.com/2010/08/langkah-langkah-membangun-balanced.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_skor_berimbang
- http://en.wikipedia.org/wiki/Balanced_scorecard
2 komentar:
trima kasih yaa buat artikel'a...
artikel anda sangat membantu dalam pengerjaan tugas ku.
Salam Kreasi
makasih ya atas ilmunya,berguna banget buat bahan seminar saya...
Posting Komentar