Sekarang
ini perkembangan system ekonomi berbasis syariah bisa dibilang telah mengalami
perkembangan yang cukkup signifikan oleh karena itu diperlukan juga suatu system
akuntasi yang berdasarkan kepada syariah atau akuntasni syariah. sebelum
membahas mengenai perbedaan antara akuntansi syariah dengan akuntasni
konvensional hendaknya kita mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan akuntansi
konvensional dan akuntansi syariah.
Pengertian
Akuntansi konvensional secara umum adalah suatu metode mengolah informasi keuangan
dan menyajikannya agar dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan terhadap
hasil laporan tersebut. Akuntansi model konvensional iinibisa dibilang adalah system
akuntasni yang paling banyak digunakan oleh masyarakat umum.
Sedangkan
yang dimaksud dengan akuntansi syariah secara umum adalah cara mengolah suatu
informasi keuangan berdasarkan syariah aturan dan hukum islam agar menghasilkan
suatu laporan yang memberi manfaat. System akuntansi berbasis syariah ini
muncul akibat rasa kurangnya suatu system akuntansi yang berdasarkan kepada
nilai-nilai islam oleh kaum muslimin.
Kembali
ke dalam masalah perbedaan antara akuntansi syariah dengan konvemsional. Pada tulisan
ini saya akan membahas beberapa perbedaan mendasar antara keduanya. menurut
Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, antara lain, terdapat
pada hal-hal sebagai berikut:
·
Modal
dalam konsep akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal
tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di dalam
konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan
harta berupa barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan
barang dagang
·
Dalam
konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang sama
kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai perantara
untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber harga atau
nilai
·
Konsep
konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung
semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat
mungkin, sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan
nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk
cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko
·
Konsep
konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang, modal
pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam konsep
Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari
kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib
menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha
menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh
para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra
usaha atau dicampurkan pada pokok modal
·
Konsep
konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya
jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika
adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual
maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk
menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh
Beberapa perbedaan lain antara akuntansi
syariah dengan konvensional misalnya pada masalah tujuan akuntansi. Tujuan umum laporan keuangan akuntansi
konvensional adalah adalah: 1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan. 2. Memberikan informasi yang
terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha
dalam mencari laba. 3. Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Memberikan informasi
yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. 5. Mengungkapkan
informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. Dari kelima
tujuan umum di atas, semuanya hanya berorientasi pada pemberian informasi kuantitatif
yang berguna bagi pemakai-khususnya pemilik dan kreditur-dalam proses
pengambilan keputusan dan kebijakan selanjutnya. Sedangkan pada akuntasi syariah
menyatakan bahwa ”Akuntansi shari’ah memandang bahwa kedua tujuan dasar dari
akutansi yaitu memberikan informasi dan akuntabilitas dianggap sebagai suatu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya dan inilah yang
menjadikan perbedaan besar dengan tujuan dasar akutansi konvensional. Ia
(akutansi shari’ah) melihat bahwa akutansi bisa benar-benar berfungsi sebagai
alat “penghubung” antara stockholders, entity dan publik dengan tetap
berpegangan pada nilai-nilai akuntansi dan ibadah syari’ah sehingga informasi
yang disampaikan bisa benar-benar sesuai dengan kondisi riil tanpa ada rekayasa
dari pihak manapun sehingga ada “nilai ibadah” secara individu bagi
stockholders dan para akuntan dan “ibadah sosial” bagi terciptanya peradaban
manusia yang lebih baik. Akutansi shari’ah menandang bahwa organisasi ini
sebagai interprise theory, di mana keberlangsungan hidup sebuah organisasi tidak
hanya ditentukan oleh pemilik perusahaan (stockholders) saja tetapi juga pihak
lain yang turut memberikan andil: pekerja, konsumen, pemasok, akuntan, dll”
Di atas adalah
sebagian dari perbedaan antara akuntansi syariah syariah dan akuntansi konvensional.
Akhir kata apabila ada kata-kata yang menyinggung penulis mohon maaf
Wassalamualaikum
wr wb
Referensi
:
·
http://www.scribd.com/doc/68491967/Perbedaan-Antara-Sistem-Akuntansi-Syariah-Dan-Sistem-Akuntansi-Modern
·
http://ianabimanyusgm.blogspot.com/2010/10/perbedaan-akuntansi-syariah-dengan.html
1 komentar:
apakah dalam adit akutansi syariah punya kendala
Posting Komentar