Sabtu, 03 November 2012

Perbedaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional



Sekarang ini perkembangan system ekonomi berbasis syariah bisa dibilang telah mengalami perkembangan yang cukkup signifikan oleh karena itu diperlukan juga suatu system akuntasi yang berdasarkan kepada syariah atau akuntasni syariah. sebelum membahas mengenai perbedaan antara akuntansi syariah dengan akuntasni konvensional hendaknya kita mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan akuntansi konvensional dan akuntansi syariah.
Pengertian Akuntansi konvensional secara umum adalah suatu metode mengolah informasi keuangan dan menyajikannya agar dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan terhadap hasil laporan tersebut. Akuntansi model konvensional iinibisa dibilang adalah system akuntasni yang paling banyak digunakan oleh masyarakat umum.
Sedangkan yang dimaksud dengan akuntansi syariah secara umum adalah cara mengolah suatu informasi keuangan berdasarkan syariah aturan dan hukum islam agar menghasilkan suatu laporan yang memberi manfaat. System akuntansi berbasis syariah ini muncul akibat rasa kurangnya suatu system akuntansi yang berdasarkan kepada nilai-nilai islam oleh kaum muslimin.
Kembali ke dalam masalah perbedaan antara akuntansi syariah dengan konvemsional. Pada tulisan ini saya akan membahas beberapa perbedaan mendasar antara keduanya. menurut Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, antara lain, terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
·        Modal dalam konsep akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di dalam konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang
·        Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber harga atau nilai
·        Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko
·        Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam konsep Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal
·        Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh
Beberapa perbedaan lain antara akuntansi syariah dengan konvensional misalnya pada masalah tujuan akuntansi. Tujuan umum laporan keuangan akuntansi konvensional adalah adalah: 1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan. 2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba. 3. Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. 5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. Dari kelima tujuan umum di atas, semuanya hanya berorientasi pada pemberian informasi kuantitatif yang berguna bagi pemakai-khususnya pemilik dan kreditur-dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan selanjutnya. Sedangkan pada akuntasi syariah menyatakan bahwa ”Akuntansi shari’ah memandang bahwa kedua tujuan dasar dari akutansi yaitu memberikan informasi dan akuntabilitas dianggap sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya dan inilah yang menjadikan perbedaan besar dengan tujuan dasar akutansi konvensional. Ia (akutansi shari’ah) melihat bahwa akutansi bisa benar-benar berfungsi sebagai alat “penghubung” antara stockholders, entity dan publik dengan tetap berpegangan pada nilai-nilai akuntansi dan ibadah syari’ah sehingga informasi yang disampaikan bisa benar-benar sesuai dengan kondisi riil tanpa ada rekayasa dari pihak manapun sehingga ada “nilai ibadah” secara individu bagi stockholders dan para akuntan dan “ibadah sosial” bagi terciptanya peradaban manusia yang lebih baik. Akutansi shari’ah menandang bahwa organisasi ini sebagai interprise theory, di mana keberlangsungan hidup sebuah organisasi tidak hanya ditentukan oleh pemilik perusahaan (stockholders) saja tetapi juga pihak lain yang turut memberikan andil: pekerja, konsumen, pemasok, akuntan, dll”
Di atas adalah sebagian dari perbedaan antara akuntansi syariah syariah dan akuntansi konvensional. Akhir kata apabila ada kata-kata yang menyinggung penulis mohon maaf
Wassalamualaikum wr wb
Referensi :
·        http://www.scribd.com/doc/68491967/Perbedaan-Antara-Sistem-Akuntansi-Syariah-Dan-Sistem-Akuntansi-Modern
·        http://ianabimanyusgm.blogspot.com/2010/10/perbedaan-akuntansi-syariah-dengan.html

1 komentar:

rahmatullah mengatakan...

apakah dalam adit akutansi syariah punya kendala

Posting Komentar